Kamis, 06 September 2018

Materi Teks Anekdot


Penggunaan pertanyaan retorik 1. (pertanyaan yang tidak memerlu- kan jawaban) Kita harus selalu belajar, bukan?
 
A. Pengertian dan ciri Anekdot Aneldot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan menge- sankan (menghibur), biasanya mengenai orang penting atau terkenal (sindiran), dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya (terilhami dari kejadian nyata) 
B. Struktur Anekdot Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gam- baran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan. Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi. Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga den- gan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
C. Fitur  Bahasa Anekdot
Penggunaan kata kerja material (menunjukkan kegiatan yang 2. terlihat    secara    fisik) Setiap bulan dia membeli setidaknya lima novel terbaru•    Penggunaan Konjungsi temporal 3. (berhubungan dengan waktu) waktu permulaan : sejak, sedari•    bersamaan  : tatkala, ketika, sambil, selama•    waktu berurutan : sebelum, sesudah, setelah, seusai,      •    kemudian batas akhir  : hingga akhirnya•    Penggunaan Kata Keterangan lampau4. kemarin, dahulu, satu minggu yang lalu•   
D. Perbedaan Anekdot dan Cerita Lucu
Anekdot Cerita Lucu Isi Cerita Kisah/kejadian lucu yang mengarah kepada keja- dian ganjil/tidak biasa Kisah/kejadian lucu, biasanya muncul pada bagian twist, bu- kan sejak awal Struktur 1. abstrak 2. orientasi 3. krisis 4. Reaksi 5. koda orientasi : perkenalan isi cerita event: kejadian awal yang wajar twist: teks lucu Bahasa Bahasa dalam anekdot menggunakan pertanyaan retorik, proses material, konjungsi temporal, ket- erangan waktu lampau, kalimat perintah atau kali- mat seru. Ciri kebahasaan da- lam cerita lucu jarang dijumpai, tetapi ket- erangan waktu dan tempat sering diguna- kan secara kronolo- gis.

Sejak dini hari, Nasrudin telah bangun dan mem- bersihkan diri. Ia pergi ke pasar dan membeli ikan yang cukup banyak. Ia memberikan ikan yang tekah dibeli- nya di pasar kepada istrinya. Ketika istrinya melihat ikan yang banyak itu, ia ber- pikir, untuk mengundang teman-temanku makan malam di rumah. Istri Nasrudin pun menyuruh seseorang untuk memberitahu teman-temannya tersebut. Malam itu Nasrudin pulang kembali, ia berharap ikannya sudah dimasakkan untuknya. Alangkah kece- wanya ia melihat ikan-ikannya itu sudah habis, tinggal duri-durinya saja. Nasrudin bertanya kepada istrinya, “Siapa yang menghabiskan ikan sebanyak ini ?” Istrinya menjawab, “Kucingmu itu, tentu saja. Mengapa kau pe- lihara juga kucing yang nakal dan rakus itu!” Nasrudin pun makan malam dengan seadanya saja. Setelah makan, dipanggilnya kucingnya, dibawan- ya ke kedai terdekat, diangkatnya ke timbangan, dan ditimbangnya. Lalu ia pulang ke rumah, dan berkata cukup keras,“Ikanku tadi dua kilo beratnya dan barusan aku timbang kucingku ini juga dua kilo. Kalau kucingku dua kilo, mana ikannya ?”

E. Analisis Anekdot
Konjungsi waktu: permulaan
Konjungsi waktu: bersamaan
Ket. waktu: lampau
Konjungsi waktu: berurutan
Pertanyaan retoris
Isi   : sindiran kepada orang yang suka berbohong Amanat : siapa pun jangan pernah berbohong karena pasti akan terbongkar
Abstrak
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda
 
F. Tataran Kebahasaan
kata Frasa
klausa
Kalimat
Kata•     adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Frasa•     adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi dalam kalimat.    (S-P-O-K) Klausa•     adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Kalimat•     adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai    pola    intonasi    final,    dan    secara    aktual    ataupun    potensial    terdiri atas klausa. Frasa berdasarkan jenisnya Frasa Nominal    (benda):    frasa    yang    memiliki    distributif    yang    sama    den- gan kata nominal/kata benda. Misalnya: baju baru, rumah sakit Frasa Verbal    (kerja):    frasa    yang    mempunyai    distribusi    yang    sama    den- gan    golongan    kata    verbal    (kata    kerja). Misalnya: akan berlayar Frasa Numeralia    (bilangan)    :    frasa    yang    mempunyai    distribusi    yang    sama dengan kata bilangan. Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping Frasa    adverbia    (keterangan):    frasa    yang    mempunyai    distribusi    yang    sama dengan kata keterangan. Misalnya: tadi pagi, besok sore Frasa preposisi (depan): frasa yang terdiri dari kata depan sebagai pe-nanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya. Misalnya: di halaman sekolah, dari desa Frasa adjektiva (sifat) adalah frasa yang mengandung unsur kata sifat.  Misalnya: sangat cantik, tinggi sekali, sangat parah
4
Kalimat Kalimat tunggal (Kalimat Simpleks) adalah kalimat yang hanya terdiri atas    dua    unsur    inti    pembentukan    kalimat    (subjek    dan    predikat)    dan    boleh    diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan),    asalkan    unsur-unsur    tambahan    itu    tidak    membentuk    pola    kalimat baru.    Contoh:    Para    siswa    menyimpan    buku    di    dalam    laci    (S-P-O-K) Kalimat majemuk (Kalimat Kompleks) adalah kalimat-kalimat yang men- gandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat    majemuk    setara    (KMS)    adalah    kalimat    majemuk    yang    hubun- gan antara pola-pola kalimatnya sederajat. a. Kalimat majemuk setara menggabungkan kata sambung: dan, serta, lagipula b. Kalimat majemuk setara memilih kata sambung: atau, baik, maupun Contoh: a. Siswa yang rajin dan tekun belajar biasanya mendapat nilai bagus                  pada    ulangan    umum        (    S1    dan    S2    ---    P    +    O    +    K) b. Siswa kelas X-MS1 memilih ulangan Bhs Indonesia  atau ulangan                 kimia?    (    S    +    P    ---    O1    atau    O2)
Kalimat    majemuk    bertingkat    (KMB)    adalah    kalimat    yang    terdiri    dari    perluas-an kalimat tunggal sehingga membentuk kalimat baru. Kalimat asal disebut induk kalimat dan kalimat perluasan disebut anak kali- mat. Contoh: Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar
Kalimat    majemuk    campuran    (KMC)    adalah    kalimat    majemuk    hasil    per- luasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang- kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat. contoh: Alber mengerjakan tugas Fisika ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah menidurkan adikku.   S + P + O +                     K S + P + K  dan S + P + O klausa Induk klausa anak
H. Drama dari Anekdot
Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas    dengan    media        percakapan(dialog),    gerak    dan    tingkah    laku.    Naskah    merupakan    hal    utama    dalam    bermain    drama    (modern)    karena    ia    merupakan    panduan    bagi    para    pemeran    (aktor)    di    atas    pentas.    Selain    naskah,    ada    unsur- unsur    lain    yang    sangat    menentukan    yaitu    dekorasi    (setting),    musik,    lighting,    make up,kostum,nyanyian, tarian, dan unsur penunjang lainnya. Bumi  : Hei, apa yang sedang kau lakukan? Manusia : ah, memanfaatkanmu tentu saja! Bukankah itu tujuan                           kamu diciptakan? Bumi  : kalau itu aku tidak keberatan, tapi mengapa kau me                          nebar sampah? Manusia : itu bukan urusanmu! Bumi  : tentu saja urusanku! Itu AKU yang sedang kau sampahi. Manusia : memangnya  kenapa? Bumi  : masih bertanya kenapa? Tidakkah kau berpikir? Kau                           sedang merusak bumiMU! Manusia          : benar, bumiKU! Terserah mau kuapakan. Karena ini                           bumiKU, milikKU! Bumi                : sampah-sampah itu akan membunuhku. Kalau aku mati,                           kau akan kehilangan diriku. Manusia          : tidak, kau tidak akan mati! Kau begitu luas, begitu kaya,                           tidak mungkin akan mati! Bumi                : ya aku akan mati! Dan ketika itu terjadi, kau akan ke                          hilangan hutanMu, lautMU, gunungMU, bumiMU! Kau                           akan kehilangan segalanya yang kau miliki.                    Pengertian dan Contoh Naskah Drama
Kalimat Langsung dan Tak Langsung Kalimat Langsung adalah Kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadi- an dari sumber lain dengan langsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali  ujaran dari sumber tersebut. Contoh: Gubernur berkata,” Semua penduduk memiliki hak pendidikan               dan pengobatan gratis seumur hidup.”
Kalimat Tak Langsung adalah ragam kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain yang diubah susunannya oleh penutur. Contoh: Gubernur mengatakan bahwa semua penduduk memiliki hak    pendidikan dan pengobatan gratis seumur hidup.”
5 6
Latihan Soal
A. Anekdot
B. Tata Bahasa
C. Drama Lengkapi kalimat rumpang dalam penggalan drama di bawah ini! Sampah Menggunung Bumi Berkabung Bumi  : Hei, apa yang sedang kau lakukan? Manusia : ah, memanfaatkanmu tentu saja! Bukankah itu tujuan                           kamu diciptakan? Bumi  : kalau itu aku tidak keberatan, tapi mengapa kau me                          nebar sampah? Manusia : .......................................................................................... Bumi  : tentu saja urusanku! Itu AKU yang sedang kau sampahi. Manusia : memangnya  kenapa? Bumi  : masih bertanya kenapa? Tidakkah kau berpikir? Kau                           sedang merusak bumiMU! Manusia          : benar, bumiKU! Terserah mau kuapakan. Karena ini                           bumiKU, milikKU! Bumi                : sampah-sampah itu akan membunuhku. Kalau aku mati,                           kau akan kehilangan diriku. Manusia          : tidak, kau tidak akan mati! Kau begitu luas, begitu kaya,                           tidak mungkin akan mati! Bumi                : .....................................................................................                          .....................................................................................                           .....................................................................................                   
Analisis    teks    anekdot    di    bawah    ini!    (struktur,    konjungsi,    dan    pesan)   
Saya tinggal di rumah susun. Saya mempunyai pengalaman yang memalukan tadi pagi.
Tetangga saya, sepasang suami istri yang tinggal di lantai- bawah, tadi malam menyelenggarakan pesta bersama teman- teman mereka. Mereka sangat gaduh, tetapi tidaklah mengapa. Istri saya terbangun berkali-kali.
Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan ke luar kami. Saya mengira bahwa mobil itu milik seseorang yang ikut pesta tadi malam. Saya mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya berkali-kali, tetapi tak seorang pun keluar. Saya kira mereka masih tertidur karena mereka berpesta-pora sampai larut malam sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu, jendela, dan apa pun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki terbangun dan melon- gok ke luar jendela. Saya menjelaskan persoalan yang terjadi. Ternyata, pesta tadi malam itu bukan pestanya. Rumah susun ini terbagi menjadi dua sisi dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi sebelah belakang.
Lelaki itu terlihat tidak suka karena ia juga tidak dapat tidur se- malam akibat terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah ru- mah susunnya.
Saya masih belum tahu mobil siapa yang menghalangi jalan ke luar kami itu.
Rumah Susun.
Tentukan jenis, struktur, dan frasa dari kalimat-kalimat di bawah ini! Azam akan membuang sampah plastik di tong sampah dekat sekolah
Misela menyiapkan roti coklat dan teh manis untuk tamunya.
Gregorius ingin memenangkan olimpiade fisika tahun ini karena dia
ingin dipuji oleh teman-temanya.
Setiap pagi Rosdiana menyiapkan sarapan pagi sendiri sehingga dia
sering datang terlambat atau mengantuk waktu pelajaran berlangsung.

Jumat, 10 November 2017

MENENTUKAN MAKNA ISTILAH/KATA (SOAL NOMOR 2)

PEMBAHASAN SOAL UN TAHUN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA-MENENTUKAN MAKNA ISTILAH/KATA (SOAL NOMOR 2)

MENENTUKAN MAKNA ISTILAH/KATA
SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SOAL NOMOR 2

A.    KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Kunci Jawaban: C
Pembahasan

Soal di atas menanyakan makna suatu istilah. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN bahasa Indonesia tahun 2017/2018 termasuk ke ruang lingkup materi membaca nonsastra. Soal di atas tergolong level pengetahuan dan pemahaman. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan makna istilah/kata.
Untuk menentukan makna suatu istilah dapat dicari pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Arti istilah sinkreitisme adalah sebagai berikut.
sinkretisme/sin·kre·tis·me/ /sinkrétisme/ n paham (aliran) baru yang merupakan perpaduan dari beberapa paham (aliran) yang berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan, dan sebagainya: upacara Syiwa Buddha adalah ungkapan -- agama Buddha dan Hindu (https://kbbi.web.id/sinkretisme)
B.     RINGKASAN MATERI
istilah/is·ti·lah/ n  kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu (https://kbbi.web.id/istilah)
Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal. Makna kata leksikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung dengan bentuk lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Paragraf disusun menggunakan kalimat-kalimat yang saling berkaitan. Kalimat dalam setiap paragraf disusun dari beberapa kata. Setiap kata tersebut memiliki makna atau arti. Oleh karena itu, dalam membentuk kalimat atau paragraf sebuah kata harus benar-benar dipilih agar mampu menyampaikan maksud penulis.
Kesalahan penggunaan kata-kata atai istilah akan menimbulkan penafsiran berbeda. Kata-kata atau istilah yang digunakan dapat berupa kata baku, kata bersinonim, kata berantonim, kata yang bermakna konotasi dan denotasi, dan kata yang mengalami perubahan makna. Istilah berhubungan dengan pengungkapan makna konsep, proses, serta keadaan, atau sifat di bidang tertentu.
Makna kata atau istilah yang sering muncul dalam soal UN adalah makna kata leksikal. Makna kata leksikal merupakan makna yang terdapat pada kata dasarnya tanpa bergabung dengan bentuk lain. Makna leksikal dapat dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Contoh Soal:
1. Dalam laporan kajian organisasi hidup,  World Resource Institute, emisi karbon akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah melampaui rata-rata emisi karbon harian AS selama 26 hari dari 44 hari sejak awal September 2015. Sementara itu, organisasi Center for International Forestry Research (CIFOR) berpendapat bahwa kabut asap yang terjadi di Indonesia merupakan tragedi, bukan bencana alam. Kabut asap bukan bencana alam, melainkan karena kesalahan manusia dan tidak terjadi secara alamiah. (republika.co.id)
Makna kata tragedi dalam paragraf tersebut adalah....
A. peristiwa memilukan
B. peristiwa menyedihkan
C. peristiwa mengejutkan
D. keadaan genting
E. perubahan drastis
JAWABAN: B
Menurut KBBI, kata tragedi memiliki arti sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita kesengsaraan lahir dan batin yg luar biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg menyedihkan. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
2. Seiring pertumbuhan jumlah kendaraan, Indonesia kebanjiran produk onderdil (sparepart) dan oli palsu yang dilempar ke pasaran dari produsen dalam maupun luar negeri. Peredaran onderdil dan oli abal-abal tentu mengancam nyawa pengendara maupun penumpang
Makna kata onderdil pada bacaan di atas adalah....
A. mesin
B. suku cadang
C. perbengkelan
D. perkakas
E. produk
3. Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro yang hadir sebagai narasumber dalam seminar itu mengatakan, indikator keberhasilan pemerintahan di negara maju adalah realisasi target pemenuhan lapangan kerja. Menurut Bambang, dengan pemenuhan lapangan kerja maka secara otomatis tingkat kemiskinan menurun. Hal ini menjadi salah satu perhatian pemerintah saat ini.
Makna kata indikator pada bacaan di atas adalah....
A. sesuatu yang dapat menjadi motivasi
B. sesuatu yang dapat memberi penjelasan
C. sesuatu yang dapat memberi petunjuk
D. sesuatu yang dapat menjadi dukungan
E. sesuatu yang dapat memberi manfaat (http://www.guruberbahasa.com/2016/02/contoh-soal-memaknai-kataistilah-un-sma.html)

KAPAN TANDA KOMA DIPAKAI DAN KAPAN TANDA KOMA TIDAK DIPAKAI

KAPAN TANDA KOMA DIPAKAI DAN KAPAN TANDA KOMA TIDAK DIPAKAI

PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017
MENENTUKAN ALASAN KESALAHAN KALIMAT

Kunci Jawaban: E
Pembahasan

Soal di atas menanyakan alasan kesalahan kalimat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting ejaan dan tanda baca level kognitif penalaran. Kompetensi yang diuji yaitu menentukan alasan kesalahan kalimat dengan tepat. 

BACA KISI-KISI SOAL UJI COBA UN 2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA. 
Kaidah Pemakaian tanda koma (,) berdasarkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut.

ü  Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.

Berdasarkan kaidah tersebut, jawaban yang benar adalah opsi E
Kalimat Keberhasilan pasukan koalisi pemerintah membuktikan, bahwa persatuan seluruh komponen menjadi syarat mutlak bagi keberlanjutan Irak tidak benar. Kalimat tersebut seharusnya berbunyi Keberhasilan pasukan koalisi pemerintah membuktikan bahwa persatuan seluruh komponen menjadi syarat mutlak bagi keberlanjutan Irak. (tanpa tanda koma sebelum kata bahwa).  

RINGKASAN MATERI
PEMAKAIAN TANDA KOMA (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapimelainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, Misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.
13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

CONTOH PREDIKSI SOAL UN 2017/2018 RUANG LINGKUP MATERI MENYUNTING TANDA BACA
Bacalah kalimat berikut.
Kita harus rajin berolahraga, agar memiliki tubuh yang sehat.
Penggunaan  tanda baca koma (,) pada kalimat tersebut tidak tepat karena
A.  koma (,) tidak digunakan sebelum kata pengubung agar
B.  koma (,) tidak digunakan untuk memisahkan kalimat majemuk
C.  koma (,) tidak digunakan pada kalimat yang menunjukkan keterangan tujuan
D.  koma (,) tidak digunakan pada kalimat majemuk yang anak kalimatnya mengiringi induk kalimat

MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA

MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA

PEMBAHASAN SOAL UN 2016/2017 BAHASA INDONESIA SMA/MA
MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA KOMA (,)
Kunci Jawaban: A
Pembahasan
Soal di atas menanyakan penggunaan tanda baca (koma) yang tepat. Jika dikaitkan dengan kisi-kisi UN tahun 2017/2018 termasuk ke dalam ruang lingkup materi menyunting ejaan dan tanda baca level kognitif aplikasi. Kompetensi yang diuji yaitu menggunakan tanda baca/mampu menggunakan tanda baca koma (,) dengan tepat.


BACA KISI-KISI SOAL UJI COBA UN2017/2018 BAHASA INDONESIA SMA/MA 
Kaidah pemakaian tanda baca yang tepat telah diatur dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia, 
Kaidah Pemakaian tanda koma (,) berdasarkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia antara lain sebagai berikut. 

“Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih."
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Berdasarkan kaidah tersebut penggunaan tanda koma (,) yang tepat adalah pilihan jawaban A atau kalimat (1) Bagi pecinta durian, menikmati tempoyak memberi pengalaman baru yang sulit dilupakan. Kalimat (1) memiliki memiliki keterangan yang terdapat pada awal kalimat, yaitu bagi pecinta durian.

RINGKASAN MATERI
PEMAKAIAN TANDA KOMA (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan dating.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan:

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Lurah.
"Masuk ke dalam kelas sekarang!" perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, Misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh hari.
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015
Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)