Minggu, 09 Februari 2014

Fungsi Unsur Kalimat

Fungsi Kalimat

Dalam kenyataan pemakaian bahasa, struktur kalimat tidak selalu berurutan S, P, O, K dan Pelengkap, tapi banyak kalimat yang urutan unsurnya menyimpang dari pola urutan tersebut. Untuk mengetahui fungsi unsur kalimat, perlu kita kenal ciri umum tiap fungsi-fungsi sintaksis itu.
1. Fungsi Predikat
Predikat merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan, jika ada, konstrituen objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjectival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral atau frasa preposisional.
  1. Ayahnya guru bahasa Inggris (P=FN)
  2. Adiknya dua (P=FNum)
  3. Ibu sedang ke pasar (P=FPrep)
  4. Dia sedang tidur (P=FV)
  5. Pelangi itu indah sekali (P=FAdj)
Kalimat seperti (a) yang subjek dan predikatnya sama-sama FN relatif sukar untuk dibedakan, apakah berpola SP atau PS. Diperlukan cara lain unutk mengenal subjek dan predikat. Cara pertama adalah melihat FN yang dilekati partikel –lah, kalau pertikel itu hadir, FN yang dilekati selalu berfungsi sebagai predikat. Cara yang kedua, memperhatikan polat intonasi yang digunakan. Unsure predikat pada kalimat memunyai pola intonasi menurun, (2) 3 1 pada pola SP dan (2) 3 2 pada pola PS.
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat mengisyaratakan makna jumlah FN subjek.
  1. Penumpang bus itu bergantung
  2. Penumpang bus itu bergantungan.
Pada (a) FN penumpang bus itu cenderung bermakna tunggal, tetapi pada (b) bermakna jamak oleh kehadiran bentuk verba predikat bergantungan.
2. Fungsi Subjek
Subek merupakan funsi sintaksi terpenting yang kedua. Pada umumnya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
(2) a. Harimau binatang liar.
b. Anak itu belum makan
c. Yang tidak ikut upacara akan ditindak.
Subjek dapat juga berupa frasa verbal.
membangun gedung bertingkat mahal sekali.
Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek lebih panjang dibandingkan predikat, subjek sering diletakkan di akhir kalimat.
Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
Tidak banyak manusia yang mampu tingaal dalam kesendirian.
Subjek pada kalimat imperative adalah orang kedua atau orang pertama jamak dan biasanya tidak hadir.
Tolong (kamu) bersihkan  meja ini.
Mari (kita) makan.
Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan.
Anak itu [S] menghabiskan kue saya.
Kue saya dihabiskan (oleh) anak itu [Pel].
3. Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah predikatnya. Sehingga dapat dikenali dengan memperhatikan (1) jenis predikat yang dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Berba transistif biasanya ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks –kan dan –I serta prefiks meng-umumnya merupakan pembentuk verba transitif.
Morten menundukkan Icuk.
Icuk dapat dengan mudah dikenali sebagai objek karena adanya sufiks –kan: menundukkan.
Objek biasanya berupa nomin atau fras nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronominal –nya;dan jika berupa pronmina aku atau kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu dapat digunakan.
  1. Adi mengunjungi Pak Rustam.
  2. Adi mengunjunginya.
  1. Beliau mengatakan (bahwa) Ali tidak akan datang.
  2. Beliau mengatakannya.
  1. Saya ingin menemui kamu/-mu.
  2. Ana mencintai dia/-nya.
  3. Ibu mengasihi aku/-ku.
Konstituen objek dapat juga beruapa klausa.
Pemerintah mengumumkan (bahwa) haraga BBM akan naik.
Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan.
  1. Pembantu membersihkan ruangan saya [o]
  2. Ruangan saya[S] dibersihkan (oleh) pembantu..
Potensi ketersulihan unsur ketersulihan unsur objek dengan –nya dan pengendapannya menjadi subjek kalimat pasif itu merupakan ciri utama yang membedakan objek dari pelengkap yang berupa nomina atau frasa.
4. Fungsi Pelengkap
Antara objek dan pelengkap memiliki kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba.
  1. Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.
  2. Dia berdagang barang-barang elektronik di Glodok.
Pada kedua contoh di atas tampak bahwa barang-barang elektronik adalah frasa nominal dan berdiri di belakang verba mendagangkan dan berdagang. Akan teteapi, pada kalimat (a) frasa nominal itu dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap.
ObjekPelengkap
  1. Bewujud frasa nominal atau klausa
  2. Berwujud frasa nominal, verba, adjektival, preposisional atau klausa
  3. Berada langsung di belakang predikat
  4. Berada langsung di belakang predikat jika tak ada objek dan di belakang objek jika ada objek.
  5. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
  6. Tak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kata.
  7. Dapat diganti dengan pronominal –nya
  8. Tidak dapat diganti dengan –nyakecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan







Seringkali nomina memunyai hubungan khusus dengan verba atau adjektiva yang diikutinya sehingga seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan lagi.
Contoh:
Makan waktu; Balik nama; Masuk hitungan; Cuci muka
Gabungan verba atau adjektiva dengan nomina seperti itu merupakan verba atau adjektiva adjektiva majemuk yang berfungsi sebagai satu kesatuan dalam kalimat. Kadang-kadang hubungan antara nomina dan verba atau adjektiva itu begitu erat sehingga menjdi semacam idiom: naik haji, turun tangan, keras kepala.
5. Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya, dapat berada di awal, tengah dan akhir kalimat. Kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasukan. Biasanya berupa frasa nominal, prepsisional atau adverbial.
  1. Dia memotong rambutnya
  2. Dia memotong rambutnya di kamar.
  3. Dia memotong rambut dengan gunting.
  4. Dia memotong rambutnya kemarin.
  5. Dia memotong rambutnya sebelum dia mendapat peringatan dari sekolah.
Jenis KeteranganPreposisiContoh
  1. Tempat
di, ke, dari, dalam, padadi kamar, ke kamar, dari kampus, dalam lemari, pada permukaan
  1. Waktu
-, pada, dalam, se- sebelum dsb.Sekarang, pada hari ini, dalam minggu ini, sepulang dari kantor, sebelum dia datang.
  1. Alat
DenganDengan (memakai) gunting, dengan pensil
  1. Tujuan
Agar, untuk, bagi, demiAgar kau pintar, untuk agama, bagi nusa, demi kehormatan
  1. Cara
Dengan, secara, dengan caraDengan diam-diam, secara perlahan, dengan cara perang
  1. Penyerta
Dengan, bersama, besertaDengan adiknya, bersama kekasihnya, beserta bintang
  1. Perbandingan/ kemiripan
Seperti, bagaikan, laksanaSeperti pelangi, laksana mutiara, bagaikan cahaya
  1. Sebab
Karena, sebabKarena dia, sebab kecantikannya
  1. Kesalingan
-Saling (mengasihi), satu sama lain
Di samping kesembilan jenis keteranga di atas, ada pula jenis keterangan lain yang selalu berbentuk klausa, yaitu keterangan syarat, keterangan pengandaian, keterangan konsesif, dan keterangan hasil.

Tidak ada komentar: