Rabu, 05 Maret 2014

Diftong

Diftong

Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Dua deret vokal yang diucapkan dengan serentak itu menyebabkan terjadinya perubahan pada kualitas bunyinya. Misalnya au menjadi o, ai menjadi e, oi menjadi oe. Contoh: lantai, pantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pulau, amboi, masing-masing berubah menjadi lante, pante, sante, harimo, kerbo, imbo, pulo, amboe.
Dua bunyi vokal disebut sebagai diftong jika berada pada suku kata yang sama, misalnya au pada kata da-nau. Bunyi vokal au tersebut berubah bunyi menjadi o sehingga kata danau diucapkan dano. Perubahan ini hanya berlaku dalam hal pengucapan saja, sedangkan dalam hal penulisan, bentuk danau dipertahankan.
Dalam sebuah percakapan atau tuturan, proses perubahan bunyi juga dapat terjadi sebaliknya. Artinya, selain dua bunyi vokal dapat berubah menjadi satu bunyi vokal, satu bunyi vokal juga dapat berubah menjadi dua bunyi vokal. Misalnya bunyi o menjadi au pada kata anggota menjadi anggauta.
Berdasarkan uraian tadi, maka perubahan bunyi vokal dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.

1. Perubahan dua buah bunyi vokal menjadi satu bunyi vokal. Proses perubahan ini disebut dengan istilah monoftongisasi. Contoh dari proses perubahan bunyi vokal ini adalah bunyi au menjadi o pada kata danau menjadi dano, ai menjadi e pada kata pantai menjadi pante, damai menjadi dame, automatis menjadi otomatis. Kata yang baku adalah danau, pantai, damai, automatis.

2. Perubahan bunyi satu vokal menjadi dua bunyi vokal. Proses perubahan ini disebut dengan diftongisasi. Contoh perubahan bunyi vokal ini misalnya bunyi o menjadi au dalam kata anggota menjadi anggauta, sentosa menjadi sentausa. Kata yang baku adalah anggota dan sentosa.
Apabila dua vokal tidak berada pada suku kata yang sama, maka deret vokal tersebut tidak termasuk dalam kategori diftong. Misalnya au pada kata ka-u, ai pada kata ba-ik, dan lainnya.

Pengertian Huruf Dan Jenis Jenisnya

Pengertian Huruf Dan Jenis Jenisnya

A. Pengertian Huruf

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, huruf didifinisikan sebagai tanda aksara dalam tata tulis yg merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita katakan kalau huruf adalah lambang dari bunyi. Misalnya bunyi be lambangnya atau hurufnya adalah b, bunyi el lambangnya adalah l, dan seterusnya.

B. Jenis-Jenis Huruf

Huruf dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan bunyinya menjadi beberapa macam.

1. Jenis-jenis huruf berdasarkan bentuknya

Berdasarkan bentuknya, huruf dibedakan menjadi 4 yaitu sebagai berikut.
a. Huruf fonemis, yaitu huruf yang melambangkan satu bunyi seperti huruf latin.
b. Huruf silabis, yaitu huruf yang melambangkan satu suku kata seperti huruf jepang atau aksara jawa.

c. Huruf logograf atau idiograf, yaitu huruf yang melambangkan bunyi satu kata

seperti huruf cina.

d. Huruf piktograf, yaitu bunyi huruf yang dilambangkan dalam bentuk gambar atau lukisan peristiwa seperti relif manusia prasejarah.


2. Jenis-jenis huruf berdasarkan bunyinya

Berdasarkan bunyinya huruf dibedakan menjadi:

a. Huruf vokal, yaitu bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara, hambatan hanya terdapat pada pita suara, tidak pada artikulator. Jadi udara yang keluar dari paru-paru melewati pita suara dan tidak ada artikulator atau alat ucap yang menghambat seperti bibir, gigi, ataupun lidah. Yang termasuk bunyi vokal adalah a, i, u, e, o, é.

b. Huruf konsonan, yaitu bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara yang keluar dari paru-paru. Hambatan dapat terjadi pada sebagian alat bicara, seperti hambatan pada dua bibir pada bunyi B, hambatan pada ujung lidah dengan menyentuh belakang gigi depan atas pada bunyi T, dan sebagainya.

c. Huruf semivokal, yaitu bunyi huruf antara vokal dan konsonan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, semivokal didifinisikan sebagai bunyi bahasa yangg mempunyai ciri vokal ataupun konsonan, bunyi ini mempunyai sedikit geseran dan tidak muncul sbg inti suku kata. Yang termasuk bunyi semivokal adalah bunyi y dan w.

Ciri Dan Jenis Pantun

Ciri Dan Jenis Pantun

A. Ciri-ciri pantun:
1. Pantun memeliki bait dan baris.
2. Tiap-tiap bait memiliki baris, lazimnya pantun terdiri dari empat baris.
3. Bersajak akhir dengan pola a-b-a-b.
4. Jumlah suku kata tiap baris antara delapan sampai dua belas suku kata.
5. Semua bentuk pantun memiliki dua baris pertama sampiran, dan dua baris terakhir adalah isi.

B. Jenis-jenis pantun:

1. Pantun anak
Pantun anak adalah pantun yangberisi permainan, hal-hal menyenangkan atau menyedihkan.
Contoh:
Kita menari keluar bilik
Sembarang tari kita tarikan
Kita bernyanyi bersama adik
Sembarang lagu kita nyanyikan

2. Pantun Muda-mudi

Pantun Muda-mudi adalah pantun yang berisi perasaan kasmaran atau rasa jatuh cinta.
Contoh:
Orang Jawa membeli melati
Cendrawasih burung di awan
Rasa rindu dalam hati
Sudah berjanji bertapak tangan

3. Pantun Jenaka

Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi bahan kelakar atau hal-hal yang lucu.
Contoh:
DiMedan membeli kolak
Makannya dikota Jambi
Paman tertawa terbahak-bahak
Melihat kerbau sedang menari

4. Pantun Nasihat

Pantun Nasihat adalah pantun yang berisi nasihatagar menjadi lebih baik.
Contoh:
Pagi-pagi pergi ke pasar
Dipasar membeli buah-buahan
Jangan suka berkata kasar
Jadilah anak yang berbudi dan sopan

5. PantunTeka-teki

Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi pertanyaan yang meminta orang lain berpikir jawabannya.
Contoh:
Siap-siap untuk berbelanja
Hanya untuk membeli nasi
Kalau anda pandai mengatakan ia
Binatang apakah tiada kaki

Suku kata bahasa Indonesia

Suku Kata

Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu hembusan nafas. Kata rumah akan diucapkan ru dan mah, kata berenang akan diucapkan be, re, dan nang jika kedua kata itu diucapkan dengan cara sepenggal- sepenggal.

A. Jumlah suku kata pada bahasa Indonesia

Setiap kata dalam bahasa Indonesi memiliki suku kata yg berbeda-beda.
1). Terdiri dari satu suku kata, contoh: cat, bor, bom, lap, dan lain-lain.
2). Terdiri dari dua suku kata, contoh: pa-gi, ru-mah, a-ku, ka-mu, dan lainya.
3). Terdiri dari tiga suku kata, contoh: me-re-ka, ke-ma-ri, sa-ra-pan, dan lainnya.
4). Terdiri dari empat suku kata, contoh: tu-na-wis-ma, da-sa-war-sa, dan lainnya.
5). Terdiri dari lima suku kata, contoh: pra-mu-ni-a-ga, dar-ma-wi-sa-ta.

B. Pola-pola suku kata dalam bahasa Indonesia

1). Pola KV (konsonan vokal), contoh: sa-ku, se-la-ma, se-pa-tu, dan lainnya.
2). Pola VK, contoh: an-da, am-pun, dan lain-lain.
3). Pola KVK, contoh: lak-sa-na, pe-rak, dan lainny.
4). Pola KKV, contoh: pra-mu-ga-ri.
5). Pola KKVK, contoh: ben-trok.
6). Pola KKKVK, contoh: struk-tur.
Jika suku kata berahir dengan vokal, maka disebut suku buka. Dan jika berahir dengan konsonan disebut suku tutup.

C. Aturan pemenggalan atau penyukuan kata.

1). Jika dua vokal berada di tengah kata, maka pemenggalan diantara dua vokal, contoh: main dipenggal ma-in.
2). Jika konsonan diapit dua pokal seperti kata anak, barang, maka pemenggalan sebelum hurup konsonan, contaoh: a-nak, ba-rang.
3). Jika dua konsonan berurutan di tengah kata, pemenggalan dilakukan diantara dua konsonan, contoh: sanjung menjadi san-jung.
4). Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan diantara konsonan pertama dan kedua, contoh: bentrok menjadi ben-trok.

Makna Kata Dan Jenis-Jenis Makna Kata

Makna Kata Dan Jenis-Jenis Makna Kata

Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh bentuk kata tersebut.
 
A. MACAM-MACAM MAKNA
            Secara umum, makna kata dibedakan menjadi:  

1. Makna denotasi

Makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan makna yang terdapat dalam kamus.
2. Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna yang didasarkan atas perasaan tertentu atau nilai rasater tentu disamping makna dasar yang umum.
3. Makna leksikal
Makna leksikal adalah makna kata sebagai satuan bebas. Makna ini dapat disejajarkan dengan makna denotasi.
4. Makna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu satuan bahasa yang dimiliki melalui proses gramatikal.
5. Makna idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usul kemunculannya. Makna ini bersifatkiasan.
Contoh:
keras kepala, yang berarti susah diatur bukan berarti kepala yang keras.
 
B. PERGESERAN MAKNA KATA

 
Pergeseran Makna Kata adalah perubahan makna suatu kata yang diakibatkan karna perbedaan kurun waktu pemakaian atau pertukaran tanggapan dari pancaindra yang merespon kata itu.
Kata manis akan beda maknanya jika ditanggapi atau direspon oleh indra penglihatan. Contohnya; wajahmu manis sekali.
 
C. JENIS-JENIS PERGESERAN MAKNA
 
1. Meluas

Makna meluas yaitu makna kata yang sekarang lebih luas dari makna asalnya Contoh: kata bapak, makna asalnya adalah orang tua laki-laki, namun sekarang kata ini berlaku bagi semua orang dewasa laki-laki yang dihormati.
 
2. Menyempit

Makna menyempit yaitu makna kata yang sekarang lebih sempit atau terbatas dari makna asalnya. Contoh; ulama, makna asalnya adalah semua orang yang memiliki pengetahuan yang luas, tapi sekarang maknanya adalah pemuka agama islam.
 
3. Peyorasi

Makna peyorasi adalah makna yang sekarang lebih rendah nilai rasanya dari makna asal. Contoh: kata abang, dulu kata ini digunakan untuk sebutan kakak laki-laki, namun sekarang kata ini digunakan untuk orang laki-laki yang berstatus rendah, seperti abang becak, abang tukang bakso, dll.
 
4. Ameliorasi

Makna ameliorasi adalah makna yang sekarang lebih tinggi nilai rasanya dari makna asal. Contoh: kata istri atau nyonya memiliki nilai lebih tinggi daripada bini.
 
5. Asosiasi

Makna asosiasi adalah perubahan makna akibat adanya persamaan sifat. Makna baru hasil asosiasi ini menunjukan makna kiasan. Contoh; kata kunci bermakna alat pengancing pintu . Akan tetapi, dalam dunia pengajaran, kunci berarti jawaban soal-soal yang telah disediakan oleh penbuat soal.
 
6. Sinestesia

Makna sinestesi adalah perubahan makna akibat adanya perbedaan tanggapan antara dua indera yang berbeda. Contoh: Wajahnya manis sekali.
Kata manis sebenarnya untuk indera perasa lidah.
 
D. PERTALIAN BENTUK KATA

Istilah bentuk kata mengacu pada tulisan atau ucapan suatu kata. Dalam pemkaian bahasa sering menjumpai kata-kata, baik lisan ataupun tulisan, yang menunjukan kesamaan. Pertalian bentuk kata dibedakan manjadi:
 
1. Homonim

Homonim adalah dua kata atau lebih yang ejaan atau ucapannya sama, tetapi artinya berbeda.
Contoh: Santi sedang menanam bunga di halaman (tanah di depan rumah).
Gambar kucing itu terdapat pada halaman dua (muka dari lembaran buku).
 
2. Homofon

Homofon adalah kata-kata yang bunyinya sama, tetapl tulisan (ejaannya) berbeda. Contoh:
Masa lalu wanita itu kurang baik (waktu/tempo).
Pencuri itu dihajar massa (masyarakat).
 
3. Homograf

Homograf adalah dua kata atau lebih yang ejaan atau tulisannya sama, tetapi artinya berbeda.
Contoh:
Yuni sedang makan tahu (sejenis makanan).
Ia tidak tahu kalau ayah sedang marah (mengetahui).
 
4. Polisemi

Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna. Istilah ini menunjukan kemungkinan adanya satu kata yang memiliki banyak arti. Makna polisemi ini berasal dari kata yng sama. Contoh:
Kakinya luka sehingga dia tidak bisa berjalan cepat (salah satu bagian anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan).
Anak-anak pramuka itu berkemah di kaki hutan (tepi hutan).